Salah satu jenis moda transportasi yang kini menjadi pilihan banyak masyarakat adalah pesawat terbang.
Moda transportasi ini banyak dipilih karena berbagai keunggulan yang dimilikinya, salah satunya adalah efektivitas perjalanan.
Untuk membuat pesawat terbang bisa beroperasi, tentunya dibutuhkan sebuah bahan bakar khusus.
Bahan bakar pesawat tentu memiliki perbedaan dibandingkan dengan bahan bakar pada moda transportasi lain.

Perbedaan yang dimiliki oleh bahan bakar khusus pesawat dengan transportasi lainnya dapat dilihat pada banyak aspek.
Mulai dari komposisi pembuatnya hingga jenisnya pun pasti memiliki perbedaan yang cukup menonjol.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang seluk beluk bahan bakar ini, yuk simak penjelasannya dalam artikel berikut ini dengan seksama.
Jenis Bahan Bakar Pesawat
Seperti yang diketahui, pesawat memiliki bahan bakar yang berbeda-beda jenisnya. Jenis bahan bakar transportasi ini sangat beragam.
Banyaknya jenis bahan bakar ini juga dikarenakan perbedaan komponen yang menyusunnya.
Selain itu, jenis bahan bakar yang digunakan pada suatu pesawat akan berbeda dengan yang digunakan oleh pesawat lainnya.
Hal ini dikarenakan penggunaan jenis bahan bakar disesuaikan dengan jenis mesin atau engine pada pesawat tersebut.
Untuk mengetahui informasi lebih mendalam, berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang berbagai jenis bahan bakar transportasi pesawat terbang yang wajib untuk diketahui!
Aviation Turbine Fuel (Avtur)
Ketika orang awam diminta untuk menyebutkan bahan bakar dari pesawat pasti banyak yang akan menjawab avtur.
Memang benar, avtur merupakan salah satu jenis bahan bakar pesawat yang umum digunakan.
Tetapi, bahan bakar ini bukanlah satu-satunya jenis yang digunakan di dunia aviasi.
Penggunaan dari avtur sendiri dikhususkan untuk pesawat terbang yang menggunakan mesin dengan jenis turbin gas atau biasa dikenal dengan mesin jet.
Asal dari bahan bakar avtur ini sama dengan bahan bakar jenis lainnya, yaitu berasal dari cruide oil atau biasa dikenal dengan minyak mentah.
Lebih tepatnya, avtur berasal dari kerosene atau umum disebut dengan minyak tanah.
Minyak tanah tersebut kemudian diolah sedemikian rupa dengan metode khusus sehingga bisa menghasilkan avtur yang biasa digunakan sebagai bahan bakar transportasi udara.
Dilihat dari aspek emisi, bahan bakar avtur memiliki emisi gas karbondioksida yang cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan avtur memiliki rantai karbon dengan rentang C10 hingga C16.
Seperti yang diketahui, semakin panjang rantai karbon maka besaran emisi karbon dioksida juga semakin besar pula.
Dengan rentang rantai karbon yang dimiliki oleh avtur, maka dapat dikatakan pula bahwa jenis bahan bakar ini lebih terbakar apabila dibandingkan dengan bahan bakar pesawat jenis lainnya.
Bahan bakar pesawat avtur ini ternyata juga masih dikategorikan berdasarkan penggunaannya. Bahkan, penamaan avtur dapat berbeda-beda, bergantung pada negara penggunanya.
Nama avtur yang biasa digunakan oleh pesawat sipil memiliki perbedaan penamaan dengan avtur yang digunakan oleh NATO, Inggris, ataupun China.
Nama avtur yang biasa digunakan oleh pesawat sipil memiliki nama Jet A-1, Jet A, serta Jet B. Selain itu, avtur yang digunakan oleh militer diberi nama Jet Propellant atau bisa disingkat degan JP.
Tidak hanya itu saja, avtur yang digunakan di Inggris diberi nama DEF STAN 91-91, di Amerika disebut dengan ASTM D1665, di NATO diberi nama F-35, di Rusia diberi nama TS-1, dan untuk China diberi nama RP-1 serta RP-2.
Untuk mengetahui perbedaan makna dibanding penamaan jenis avtur yang digunakan di berbagai negara, berikut ini adalah penjelasannya.
- Avtur untuk Pesawat Sipil
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahan bakar pesawat berjenis avtur yang digunakan untuk pesawat sipil ataupun komersial adalah Jet-A1, Jet A, serta Jet B.
Ketiga jenis avtur untuk pesawat sipil tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berikut ini adalah perbandingan antara avtur Jet-A1 dengan avtur JET A.
JET A-1 | JET A | |
Flash Point | 38 °C (100 °F) | 38 °C (100 °F) |
Autoignition Temperature | 210 °C (410 °F) | 210 °C (410 °F) |
Freezing Point | -47 °C (-53 °F) | -40 °C (-40 °F) |
Open Air Burning Temperature | 260 – 315 °C (500 – 599 °F) | 260 – 315 °C (500 – 599 °F) |
Density at 15 °C (59 °F) | 840 kg/L (6.71 lb/US gal) | 820 kg/L (6.84 lb/US gal) |
Specific energy | 43.15 MJ/kg | 43.02 MJ/kg |
Energy density | 34.7 MJ/L | 35.3 MJ/L |
Dari tabel perbandingan karakteristik di atas, hal yang menonjol yaitu terkait freezing point yang dimiliki avtur Jet A-1 dengan Jet A.
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa elemen freezing point Jet A-1 lebih rendah dibandingkan dengan Jet A.
Namun begitu, Jet B memiliki freezing point diantara ketiganya. Hal tersebut dikarenakan Jet B terbuat dari campuran karosenee serta gasoline.
Contoh pesawat yang menggunakan bahan bakar jenis ini adalah pesawat SR-71 Blackbird yang mampu terbang tinggi.
- Avtur Pesawat Militer
Berbeda dengan avtur yang diperuntukkan untuk pesawat sipil atau komersial, avtur pesawat militer hanya digunakan untuk berbagai pesawat tempur.
Avtur pesawat militer ini biasa disebut dengan Jet Propellant dan bisa disingkat denggan JP. Berikut ini adalah beberapa jenis avtur pesawat militer yang saat ini banyak digunakan.
- JP-4 adalah jenis avtur yang memiliki freezing point terendah dibandingkan dengan avtur pesawat militer lainnya. Salah satu organisasi besar dunia yang menggunakan jenis avtur ini adalah NATO yang kemudian diberi nama F-40. JP-4 dapat dikatakan sebagai Jet B dalam versi sipil karena beberapa karakteristiknya yang mirip.
- JP-5 yakni jenis avtur yang digunakan untuk pesawat militer dengan memiliki freezing point sebesar -46 derajat Celcius. Salah satu karakteristik dari avtur ini yaitu warnanya yang kuning. Kode dari bahan bakar pesawat ini yang diberikan NATO adalah F-44 dengan sebutan Avcat.
- JP-8 adalah jenis avtur yang paling banyak digunakan untuk pesawat militer. Avtur jenis ini memiliki kesamaan dengan Jet A-1 dalam avtur untuk pesawat sipil atau komersial. Biasanya, NATO menyebut JP-8 dengan sebutan kode F-34.
Aviation Gasoline (Avgas)
Jenis bahan bakar lainnya yang biasa digunakan oleh pesawat terbang adalag aviation gasoline atau biasa disebut dengan avgas.
Bahan bakar avgas umumnya digunakan oleh pesawat yang menggunakan mesin berpiston. Jenis bahan bakar ini diperoleh dari gasoline atau bensin yang kemudian diolah sedemikian rupa dengan memperhatikan volatility, boiling point, freezing point, dan flash pointnya.
Dalam penggunaannya, avgas masih dibagi ke dalam beberapa macam. Pembagian ini didasarkan atas kandungan yang ada di dalamnya.
Berikut ini adalah beberapa jenis avgas yang biasa digunakan di dunia penerbangan.
- Avgas 100 / DEF-STAN 91-90 / ASTM D-910
Avgas jenis ini memiliki karakter fisik yang mudah dibedakan dengan yang lainnya. Avgas 100 memiliki warna cairan berwarna hijau. Karakteristik lain yang dimiliki oleh avgas 100 yaitu adanya zat aditif berupa timbal yang berbahaya bagi kesehatan manusia apabila tidak diperlakukan dengan baik.
- Avgas 100LL
Jenis avgas selanjutnya yaitu avgas 100LL. Huruf LL yang mengikuti nama avgas tersebut merupakan singkatan dari Low Lead yang berarti adanya kadar timbal yang rendah.
Dengan kata lain, Avgas 100LL merupakan jenis avgas yang mirip dengan avgas 100 tetapi terdapat perbedaan pada kandungan timbalnya yang lebih rendah dan aman.
Untuk mengidentifikasi avgas 100LL, jenis bahan bakar pesawat ini memiliki warna biru.
- Avgas 82UL / ASTM 6227
Avgas 82 UL atau ASTM 6227 memiliki karakter fisik berwarna ungu. Biasanya, jenis avgas satu ini digunakan pada mesin pesawat yang memiliki rasio kompresi yang rendah.
Selain itu, jenis bahan bakar ini tidak mengandung timbal yang biasanya digunakan untuk menaikkan angka oktan.
Proses Pengisian Bahan Bakar Pesawat
Pernahkah Anda bertanya-tanya tentang bagaimana sebuah pesawat mengisi bahan bakarnya? Pada umumnya, terdapat dua cara untuk melakukan pengisian bahan bakar untuk pesawat.
Untuk mengetahui apa saja cara pengisiannya, berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
Aerial Refueling
Seperti namanya, metode pengisian bahan bakar ini dilakukan di udara. Penggunaan aerial refueling hanya digunakan pada saat keadaan darurat atau mendesak saja.
Oleh karena itulah, pesawat ini banyak digunakan oleh pesawat tempur.
Walaupun demikian, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi pesawat lain, misalnya pesawat kargo untuk menggunakan metode ini apabila berada dalam keadaan mendesak.
Selain itu, dengan menggunakan cara ini, pesawat akan mendapatkan keuntungan, yaitu menghemat waktu.
Dalam melakukan aerial refueling, terdapat pesawat khusus yang menyediakan bahan bakar. terdapat dua sistem pengisian bahan bakar yang bisa dilakukan.
Untuk memulai pengisian di udara, pesawat khusus pengangkut bahan bakar akan diterbangkan mendekati pesawat yang ingin diisi bahan bakarnya.
Pesawat khusus tersebut akan berada di atas pesawat yang akan diisi.
Kemudian, pesawat berisi bahan bakar tersebut mengeluarkan selang yang akan ditangkap oleh kokpit pesawat yang di bawah.
Selang tersebut kemudian disambungkan ke tangkki BBM kemudian dimulailah pengaliran bahan bakar pesawat.
Ground Refueling
Selain aerial refueling, metode ground refueling merupakan salah satu cara pengisian bahan bakar untuk pesawat.
Metode ini adalah metode pengisian bahan bakar untuk pesawat yang dilakukan di darat.
Ground refueling sendiri dibagi menjadi dua cara berdasarkan alat yang digunakannya, yaitu menggunakan fuel hydant serta truk tangki.
Pengisian bahan bakar dengan menggunakan truk tangki biasa dilakukan ketika di dalam bandara tidak memiliki fasilitas fuel hydrant atau saluran khusus bahan bakar yang berada di dalam tanah.
Cara pengisian dengan truk tangki bisa dilakukan dengan cara memarkirkan pesawat di apron dengan mesin kondisi mati, kemudian truk tangki yang mengangkut bahan bakar mendekati pesawat tersebut.
Setelah truk tangki mendekat, lalu petugas yang berjaga akan melakukan pengisian bahan bakar ke pesawat.
Sedangkan pengisian bahan bakar pesawat dengan menggunakan fuel hydrant dilakukan dengan menggunakan bantuan yaitu sebuah truk khusus yang disebut dengan dispenser.
Truk tersebut telah dilengkapi dengan berbagai peralatan yang mendukung pengisian bahan bakar. Pesawat yang akan diisi bahan bakarnya akan didekatkan dengan hydrant pit.
Setelah itu, sayap pesawat akan dihubungkan ke hydrant pit dengan menggunakan selang khusus.
Kemudian, bahan bakar dialirkan dari hydrant pit ke tangki bahan bakar yang ada di pesawat.
Pemeriksaan Kualitas Bahan Bakar Pesawat
Setelah mengetahui dan memahami cara pengisian bahan bakar pada pesawat, kini saatnya untuk mengetahui terkait cara-cara yang bisa dilakukan untuk pemeriksaan kualitas bahan bakar.
Sebelum avtur dimasukkan ke dalam tangki pesawat, para petugas pasti telah melakukan pemeriksaan secara ketat terkait kualitas bahan bakarnya.
Pemeriksaan kualitas bahan bakar ini salah satunya erat dengan pemeriksaan terhadap kandungan air yang ada di avtur.
Biasanya, avtur yang berada di tempat penyimpanan dapat mengandung air yang disebabkan oleh embun.
Avtur yang mengandung kadar air yang tinggi tersebut tidak akan bisa digunakan oleh pesawat karena dapat menyebabkan kesalahan teknis yang fatal.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan kualitas avtur dengan menggunakan beberapa metode.
Berikut ini adalah metode yang biasa digunakan untuk pengecekan kualitas bahan bakar pesawat.
Metode Hydrokit
Metode pertama yang bisa digunakan adalah metode hydrokit.
Metode hydrokit adalah metode pengecekan kualitas bahan bakar tanpa harus mengembalikan bahan bakar uji ke sebuah tanki.
Oleh karena itu, pengecekan ini termasuk pengecekan sekali pakai. Alat yang digunakan pada metode ini biasa disebut dengan hydrokit.
Keunggulan dari metode hydrokit ini yaitu terletak pada akurasinya.
Hal tersebut disebabkan karena penggunaan metode kimia dalam pemeriksaannya.
Walaupun begitu, kelemahan dari metode ini yaitu adanya risiko pencemaran lingkungan apabil bahan bakar sisa pengujian tidak dibuang secara tepat.
Risiko pencemaran ini menjadi lebih tinggi karena sampel yang digunakan akan tetap dibuang walaupun tidak ditemukan kandungan air sekalipun.
Metode Pre Flight Drain Check
Selain metode hydrokit, metode yang biasa digunakan untuk pengecekan kualitas bahan bakar adalah metode pre flight drain check atau biasa disebut dengan fuel drain check.
Seperti namanya, metode ini biasa diaplikasikan sebelum pilot menerbangkan pesawatnya.
Cara pemeriksaan kualitas bahan bakar dengan metode ini dilakukan dengan cara pilot mengambil sampel bahan bakar pesawat dari dalam tangka bahan bakar.
Berbeda dengan metode sebelumnya, metode ini dianggap lebih ramah lingkungan.
Hal tersebut dapat terjadi karena apabila sampel yang diambil tersebut tidak memiliki kandungan air, maka sampel tersebut bisa dikembalikan ke dalam tangki bahan bakar yang ada di pesawat.
Alat yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan kualitas bahan bakar dengan metode ini, yaitu meliputi multi sump drain, Gats JAR, serta Jeppesen dan ASA Fuel Tester.
Diantara banyaknya alat yang bisa digunakan untuk memeriksa kualitas bahan bakar, ASA & Jeppesen tester adalah salah satu alat yang mudah untuk digunakan.
Dengan menggunakan alat tersebut, maka Anda dapat dengan mudah mengetahui kandungan air yang terkandung dalam sampel.
Untuk mengidentifikasi kandungan airnya, biasanya bagian bawah bahan bakar yang mengadung air dapat terlihat pada bagian bawah tester.
Hal tersebut dapat menjadi acuan karena pada dasarnya masa jenis air lebih tinggi apabila dibandingkan dengan masa jenis avgas ataupun avtur.
Singkatnya, apabila pada saat pengecekan sampel menggunakan ASA & Jeppesen tester ditemukan bahan bakar yang mengandung air, maka bahan bakar tersebut tidak dapat digunakan.
Demikian informasi seputar seluk beluk bahan bakar pesawat yang wajib dipahami bagi Anda yang ingin terjun ke dunia penerbangan.
Bahan bakar merupakan salah satu aspek yang penting dari sebuah pesawat.
Oleh karena itu, dengan memahami seluk beluknya, maka dapat diartikan bahwa Anda juga turut memahami seluk beluk pesawat.